Sabtu, 02 Juli 2011

Asal Usul Kekuatan Tubuh Manusia


Asal-Usul Kekuatan Tubuh Manusia Lewat sebuah kesempurnaan yang dimiliki oleh tubuh manusia, akhirnya Alloh SWT, memberikan tugas mulia kepada mahluk ciptaan-Nya yaitu, dengan bersaksi kalimah syahadat, berpedoman pada kewajiban sholat, mengikhlaskan harta bendanya untuk tujuan mulia, mengisi badan lewat jalan berpuasa dan mensucikan diri lewat kebersihan haji.
Dari struktur yang dapat diserap oleh tubuh manusia, Alloh SWT, juga menciptakan bentuk kekuatan yang menjadi prioritas sifat manusia itu sendiri, yaitu dengan berbagai macam bentuk ilmu. Nah, dalam bentuk ilmu ini Alloh SWT, memberikannya suatu sifat “cahaya dan api” dalam setiap tubuh manusia. Seperti halnya sifat cahaya Alloh SWT menempatkan dalam bentuk keyakinan, kekuatan bathin, penghayatan ilmu bersifat Robbani dan Derajat menuju khusnul khotimah.
Sedangkan api sendiri di tempatkan dalam sifat manusia sebagai semangat hidup yang bermanfaat. Seperti semangat dalam mencari duniawiyah, ilmu yang menjadi landasan hidup, keras dalam disiplin, tegas dalam menegakkan prinsip, luwes dalam menata ilmu bersifat supranatural dan lain sebagainya.
Dalam pengasahan sifat cahaya dan api ini manusia pada akhirnya akan bisa membentuk wujud ilmu yang nyata, seperti, ilmu supranatural dan dhaukiyatul ma’arif. Tentunya dengan dibantu semangat yang tinggi, tekad membaja, keyakinan yang memadai dan menjauhkan dari kemalasan.
Beda dengan pemaparan yang ada dalam kitab “Mizanul Qubro”. Kitab ini secara luas menerangkan, bahwa dalam kesempurnaan yang terdapat dalam tubuh manusia, Alloh SWT, memberikan kapasitas lebih, yaitu, dengan memberikan keluasan ilmu pada 6 tingkat yang diambil dari sifat alam. Di antara 6 tingkat sifat alam tersebut, diantaranya, 1- Gunung, 2- Besi, 3- Api, 4- Air, 5- Angin dan Hawa / Ikhlas.
1. Gunung.
Mencerminkan bentuk yang kokoh dari tubuh manusia yang sangat kuat. Dari sifat gunung ini pula manusia dapat menampung segala ilmu dan bisa menahan segala badai, mara bahaya dan azab-azab kecil dari peringatan Alloh SWT, serta bisa menjauhkan dari berbagai hal yang tidak diinginkan lewat doa-doa tulus dari hati yang selalu dibawanya sejak lahir hingga tutup usia.
Dari sifat ini juga manusia mulai ditugaskan oleh Alloh SWT, untuk mengenal arti ilmu yang bersifat lahiriyah maupun bathiniyah. Terutama dalam keluasan akal dan penghayatan bathin menuju tahkikul ilmi / wujud dari semua bentuk ilmu, sehingga dengan adanya bentuk tubuh ini apapun bisa diraihnya sebagai suatu keberhasilan hidup yang diinginkan. Namun dalam kenyataannya, sifat gunung yang terdapat dalam diri manusia ini belumlah sempurna, sebab sifat gunung sendiri kalah dengan sifat “Besi”.
2. Besi
Mencerminkan bentuk yang keras dari sifat manusia di dalam segala hal, sebab dalam hal pemaparan ilmu pengetahuan alam sendiri jelas ditegaskan, bahwa sifat besi lebih keras dari sifat yang terdapat dari wujud perbatuan. Lewat sifat besi ini, manusia mulai dituntut untuk memegang peranan dalam kedisiplinan dan penataan hidup secara akurat, baik dalam memulai suatu karir atau pembelajaran masalah keilmuan.
Namun dalam pandangan ahli sufi, sifat besi ini yang terdapat dalam diri manusia adalah perjalanan awal menuju apapun keinginan yang dimaksud untuk bisa tercapai, hanya saja dalam menginginkan sesuatu yang lebih, manusia tidak boleh berhenti hanya di sifat ini, melainkan harus terus menapaki ilmu yang lebih tinggi. Sebab sifat besi masih kalah dengan sifat api.
3. Api
Mencerminkan sifat berani yang terdapat dalam diri manusia. Maksud dari sifat api di sini, adalah pembentukan dari 4 sifat asal yang terdapat dalam struktur watak manusia (nafsu hak, nafsu hayawaniyah, nafsu syaithoniyah, dan nafsu muthmainnah).
Dari keempat nafsu ini manusia dituntut untuk mengendalikan nafsu-nafsu tersebut menuju sifat yang positif. Seperti, membangun badan kita lewat semangat berdzikir, semangat dalam mencari ilmu, semangat dalam memohon dan semangat dalam menorehkan segala bidang, baik yang bersifat riil maupun bersifat bathiniyah.
Sebab asal usul sifat api yang diciptakan oleh, Alloh SWT, sebagian besar diarahkan ke sifat semangat sebagai pembakaran diri menuju bentuk kesuksesan di kemudian hari.
Hanya saja dalam merilis kehidupan yang lebih mapan, setiap manusia dituntut untuk terus mencari apa yang menjadi keinginan selanjutnya yang lebih tinggi. Sebab dalam pandangan ahli sufi sendiri menilai sifat ini sebagai tingkat pemula dalam pengenalan ilmu Alloh.SWT, menuju derajat yang lebih mulia. Sebab sifat api masih bisa dikalahkan dengan sifat air.
4. Air
Mencerminkan sifat kelembutan yang terdapat dalam diri manusia. Sifat ini menurut ahli sufi disebut dengan istilah “thoriqul qolbi / penataan hati”. Sebab bila seseorang telah mencapai sifat ini, niscaya apapun bentuk ilmu akan bisa diwujudkan secara nyata. Karena sifat air bisa menyatu dimanapun ditempatkan, baik ditanah, bebatuan, pohon, langit, dan lain-lainnya.
Seperti halnya sifat ilmu yang terserap ditubuh manusia karena keluasan akal dan penghayatan bathin yang tinggi. Sifat air ini akan mudah menyerap di berbagai bentuk ilmu yang diinginkan, sehingga tanpa sadar, lambat laun diri kita akan menjadi hamba Alloh SWT, yang mempunyai banyak kelebihan, terutama dalam hal ilmu bathiniyah. Hanya saja sifat air ini harus terus diasah hingga sampai menuju sifat ilmu yang lebih tinggi. Karena sifat air disini masih kalah dengan sifat yang terdapat dari wujud angin.
Sumber: 15Meh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

THX BUAT KRITIK, SARAN DAN PESANNYA..!!!
MAAF APABILA BANYAK KESALAHAN KARENA YG SALAH DATANGNYA DARI KEBODOHAN SAYA PRIBADI DAN YG BENAR MUTLAK DARI ALLAH SWT.