Selasa, 19 Juli 2011

Keutamaan Silaturahmi


Menurut Rasulullah, Allah SWT akan melapangkan rezeki orang yang suka menyambung tali silaturahmi. Allah juga akan memanjangkan umur kepadanya

Muhammad Baqir ra pernah mendapat wasiat dari ayahnya (Imam Zainul Abidin, ra). Ia (kata Baqir) telah berwasiat kepadaku, “Janganlah duduk bersama lima jenis manusia. Jangan berbicara kepada mereka, bahkan jangan berjalan bersama mereka, meskipun tidak disengaja.
Pertama, Orang Fasik. Karena ia akan menjualmu hanya untuk sesuap makanan.
Kedua, Orang Bakhil. Karena ia akan memutuskan hubungan di saat kita kita memerlukan.
Ketiga, Pembohong. Karena ia akan menipumu. Karena ia akan senantiasa menipumu.
Keempat, Orang Bodoh. Karena ia berkeinginan memberikan manfaat bagimu, namun karena kebodohannya, ia jutru merugikanmu.
Kelima, Orang yang memutuskan tali silaturahmi. Karenanya, janganlah berdekatan dengannya.
***
Memutus tali silaturahmi adalah sesuatu yang dilarang oleh agama Islam. Dalam Q.S an-Nisa’: 1, Allah berfirman, “Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan mempergunakan nama-namaNya, kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi.”
Dalam kitab Ahkam al-Qur’an-nya, Ibnu al-Arabi menafsirkan ayat ini dengan: “Takutlah kepada Allah untuk berdosa kepada-Nya dan takutlah untuk memutus tali silaturahmi”.
Dari Abdullah bin Abi Aufa r.a. berkata, ketika sore hari pada hari Arafah, pada waktu kami duduk mengelilingi Rasulullah saw, tiba-tiba beliau bersabda, “Jika di majelis ini ada orang yang memutuskan silaturahmi, silahkan berdiri, jangan duduk bersama kami.” Dan ketika itu, diantara yang hadir hanya ada satu yang berdiri, dan itupun duduk di kejauhan. Dan dalam waktu yang tidak lama, ia kemudian duduk kembali.
Rasulullah bertanya kepadanya,”Karena diantara yang hadir hanya kamu yang berdiri, dan kemudian kamu datang dan duduk kembali, apa sesungguhnya yang terjadi? Ia kemudian berkata, “Begitu mendengar sabda Engkau, saya segera menemui bibi saya yang telah memutuskan silaturahmi dengan saya. Karena kedatangan saya tersebut, ia berkata, “Untuk apa kamu dating, tidak seperti biasanya kamu dating kemari.” Lalu saya menyampaikan apa yang telah Engkau sabdakan. Kemudian ia memintakan ampunan untuk saya, dan saya meminta ampunan untuknya (setelah kami berdamai, lalu saya datang lagi ke sini).
Lalu Rasulullah bersabda, “Kamu telah melakukan perbuatan yang baik, duduklah, rahmat Allah tidak akan turun ke atas suatu kaum jika di dalamnya ada orang yang memutuskan silaturahmi.”
Rasulullah pernah bersabda,”Tidak ada satu kebaikanpun yang pahalanya lebih cepat diperoleh daripada silaturahmi, dan tidak aka satu dosapun yang adzabnya lebih cepat diperoleh di dunia, disamping akan diperoleh di akherat, melebihi kezaliman dan memutuskan tali silaturahmi.”
Dalam sebuah riwayat lain, dari Anas r.a, ia berkata bahwa Rasullah saw bersabda, “Barangsiapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dilamakan bekas telapak kakinya (dipanjangkan umurnya), hendaknya ia menyambung tali silaturahmi. [Mutafaq ‘alaih]
Ali r.a meriwayatkan dalam sebuah hadist, “Barangsiapa yang mengambil tanggungjawab atas suatu perkara, aku akan menjamin baginya empat perkara. Barangsiapa bersilaturahmi, umurnya akan dipanjangkan, kawan-kawannya akan cinta kepadanya, rezekinya akan dipalangkan, dan ia aman masuk ke dalam surga. (Kanzul ‘Ummal).
Al-Qurthubi mengatakan, “Seluruh agama sepakat bahwa menyambung silaturahmi wajib dan memutuskannya diharamkan“. Ibnu Abidin al-Hanafi mengatakan;”Menyambung silaturahmi wajib meskipun hanya dengan mengucapkan salam, memberi hadiah, memberi pertolongan, duduk bareng, ngobrol, bersikap ramah dan berbuat baik. Kalau seseorang yang hendak disilaturahmi berada di lain tempat cukup dengan berkirim surat, namun lebih afdol kalau ia bisa berkunjung ke tempat tinggalnya”.
Orang yang menyambung silaturahmi akan mendapat balasan di dunia berupa: kedekatan kepada Allah, rezekinya diluaskan, umurnya dipanjangkan, rumahnya dimakmurkan, tercegah dari mati dengan cara tidak baik, dicintai Allah dan dicintai keluarganya.
Yang lebih penting dari itu semua, di akhirat kelak, ia akan mendapat balasan surga dari Allah SWT: Rasulullah ditanya oleh seorang sahabat, “Wahai Rasulullah kabarkanlah kepadaku amal yang dapat memasukkan akan ke surga”. Rasulullah menjawab; “Engkau menyembah Allah, jangan menyekutukan-Nya dengan segala sesuatu, engkau dirikan shalat, tunaikan zakat dan engkau menyambung silaturahmi“. (HR. Bukhari).
Dan yang terakhir, Rasulullah pernah berkata pada sahabat Abu Bakar ash-Shiddiq r.a bahwa tiga perkara berikut ini benar adanya. Pertama, barangsiapa yang dizalimi kemudian ia memaafkan, maka kemuliannya akan bertambah. Kedua, barangsiapa yang meminta-minta untuk meningkatkan hartanya, maka, hartanya akan berkurang. Ketiga, barangsiapa yang membuka pintu pemberian dan silaturahmi, maka hartanya kan bertambah.
ReadMore... - Keutamaan Silaturahmi

Minggu, 03 Juli 2011

MUKJIZAT PENCIPTAAN MANUSIA - QUR'AN SEPANJANG MASA



لسلام عليكم . بِسْــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم.لا إله إلاَّ الله.محمد رسو ل الله
الحمد لله رب العا لمين. الصلاة و السلام على رسو ل الله.اما بعد
Maaf sebelumnya karena ada perubahan layout dari FB, maka catatan note untuk sementara tidak dapat dipublikasikan

Allah Azza wa Jalla telah menceritakan proses penciptaan manusia di dalam Al-Qur'an secara rinci.

Allah berfirman dalam surat Al-Mukminun (Orang-orang Beriman);

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ سُلالَةٍمِنْ طِينٍ. ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ.
ثُمَّ خَلَقْنَاالنُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَعِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَفَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ

"Dan sesungguhnya Kami telahmenciptakan manusia dari suatu saripati dari tanah. Kemudian Kamijadikan saripati itu air mani dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang lain. Maka Maha Suci lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik." Qs.23 Mukminun: 12-14

Dari arti kata-kata, paling kurang ada 3 mukjizat yang telah dibuktikan:

1. Penciptaan manusia dari saripati tanah
2. Rahim yang kokoh, telah dibahas dalam posting hari-hari lalu
3. Urutan perkembangan Janin, telah dibahas di posting hari-hari lalu

Ini belum termasuk mukjizat kata, sastra, jumlah huruf, nomor ayat, nomor surat dan lainnya.

Dokter kandungan paling terkemuka di dunia membuktikan bahwa semua yang disebutkan didalam Al-Qur'an dan hadits-hadits Rasululullah saw tentang proses penciptaan manusia adalah sesuai dengan yang ditemukan pada ilmu modern.

Inilah cendikiawan paling terkemuka dalam ilmu kandungan, doktor Kanada, Keith Moore. Dia memiliki sebuah buku yang diterjemahkan ke dalam delapan bahasa; dipelajari dikebanyakan universitas-universitas dunia. Dia menyampaikan pidato dengan tema, "Keselarasan Ilmu Kandungan dengan sesuatu yang Terdapat dalam Al-Qur'an dan As-Sunah" diUniversitas al-Malik Faishal.


Dia berkata, "Sesungguhnya ilmu pengetahuan ini, yang terdapat dalam Al-Qur'andatang kepada Muhammad dari sisi Allah, sebagaimana juga memberikan bukti kepadaku bahwa Muhammad adalah pasti seorang rasul yang diutus dari sisi Allah."

Dia juga berkata dalam pidatonya, "Manusia ketika pertama kalidiciptakan dalam perut ibunya berbentuk segumpal darah, kemudian setelah itu ciptaannya meningkat menjadi segumpal daging, kemudian berubah menjadi tulang-belulang, dan kemudian dibungkus dengan daging,. "Semua yang kami dapatkan dalam penelitian-penelitian kami, maka kami mendapatkannya tertera didalam Al-Qur'an."

Seorang doktor Amerika, professor dalam bidang ilmu kandungan berkata pada muktamar yang diselenggarakan oleh Kerajan Arab Saudi di Riyadh, "Nash-nash Al-Qur'an memaparkan rincian yang lengkap bagi proses pertumbuhan manusia, dimulai semenjak tahap setetes mani sampai tahap pertumbuhan menjadi tulang dan tubuh."Dan katanya, "Belum ada dalam sejarah manusia, ditemukan paparan tentang prosespertumbuhan manusia yang gamblang seperti ini."

Professor Keith Moore memeluk Islam setelah membaca ayat ini, ialah mantan Rektor Universitas & Mantan Ketua Dokter Bedah di Kanada. Setelah memeluk Islam, beliau aktif dalam siaran TV di Kanada tentang Qur'an & Ilmu Pengetahuan Modern.

Semoga ini menjadi renungan bagi semua terutama bagi mereka yang murtad hanya karena dunia
ReadMore... - MUKJIZAT PENCIPTAAN MANUSIA - QUR'AN SEPANJANG MASA

Sabtu, 02 Juli 2011

Asal Usul Kekuatan Tubuh Manusia


Asal-Usul Kekuatan Tubuh Manusia Lewat sebuah kesempurnaan yang dimiliki oleh tubuh manusia, akhirnya Alloh SWT, memberikan tugas mulia kepada mahluk ciptaan-Nya yaitu, dengan bersaksi kalimah syahadat, berpedoman pada kewajiban sholat, mengikhlaskan harta bendanya untuk tujuan mulia, mengisi badan lewat jalan berpuasa dan mensucikan diri lewat kebersihan haji.
Dari struktur yang dapat diserap oleh tubuh manusia, Alloh SWT, juga menciptakan bentuk kekuatan yang menjadi prioritas sifat manusia itu sendiri, yaitu dengan berbagai macam bentuk ilmu. Nah, dalam bentuk ilmu ini Alloh SWT, memberikannya suatu sifat “cahaya dan api” dalam setiap tubuh manusia. Seperti halnya sifat cahaya Alloh SWT menempatkan dalam bentuk keyakinan, kekuatan bathin, penghayatan ilmu bersifat Robbani dan Derajat menuju khusnul khotimah.
Sedangkan api sendiri di tempatkan dalam sifat manusia sebagai semangat hidup yang bermanfaat. Seperti semangat dalam mencari duniawiyah, ilmu yang menjadi landasan hidup, keras dalam disiplin, tegas dalam menegakkan prinsip, luwes dalam menata ilmu bersifat supranatural dan lain sebagainya.
Dalam pengasahan sifat cahaya dan api ini manusia pada akhirnya akan bisa membentuk wujud ilmu yang nyata, seperti, ilmu supranatural dan dhaukiyatul ma’arif. Tentunya dengan dibantu semangat yang tinggi, tekad membaja, keyakinan yang memadai dan menjauhkan dari kemalasan.
Beda dengan pemaparan yang ada dalam kitab “Mizanul Qubro”. Kitab ini secara luas menerangkan, bahwa dalam kesempurnaan yang terdapat dalam tubuh manusia, Alloh SWT, memberikan kapasitas lebih, yaitu, dengan memberikan keluasan ilmu pada 6 tingkat yang diambil dari sifat alam. Di antara 6 tingkat sifat alam tersebut, diantaranya, 1- Gunung, 2- Besi, 3- Api, 4- Air, 5- Angin dan Hawa / Ikhlas.
1. Gunung.
Mencerminkan bentuk yang kokoh dari tubuh manusia yang sangat kuat. Dari sifat gunung ini pula manusia dapat menampung segala ilmu dan bisa menahan segala badai, mara bahaya dan azab-azab kecil dari peringatan Alloh SWT, serta bisa menjauhkan dari berbagai hal yang tidak diinginkan lewat doa-doa tulus dari hati yang selalu dibawanya sejak lahir hingga tutup usia.
Dari sifat ini juga manusia mulai ditugaskan oleh Alloh SWT, untuk mengenal arti ilmu yang bersifat lahiriyah maupun bathiniyah. Terutama dalam keluasan akal dan penghayatan bathin menuju tahkikul ilmi / wujud dari semua bentuk ilmu, sehingga dengan adanya bentuk tubuh ini apapun bisa diraihnya sebagai suatu keberhasilan hidup yang diinginkan. Namun dalam kenyataannya, sifat gunung yang terdapat dalam diri manusia ini belumlah sempurna, sebab sifat gunung sendiri kalah dengan sifat “Besi”.
2. Besi
Mencerminkan bentuk yang keras dari sifat manusia di dalam segala hal, sebab dalam hal pemaparan ilmu pengetahuan alam sendiri jelas ditegaskan, bahwa sifat besi lebih keras dari sifat yang terdapat dari wujud perbatuan. Lewat sifat besi ini, manusia mulai dituntut untuk memegang peranan dalam kedisiplinan dan penataan hidup secara akurat, baik dalam memulai suatu karir atau pembelajaran masalah keilmuan.
Namun dalam pandangan ahli sufi, sifat besi ini yang terdapat dalam diri manusia adalah perjalanan awal menuju apapun keinginan yang dimaksud untuk bisa tercapai, hanya saja dalam menginginkan sesuatu yang lebih, manusia tidak boleh berhenti hanya di sifat ini, melainkan harus terus menapaki ilmu yang lebih tinggi. Sebab sifat besi masih kalah dengan sifat api.
3. Api
Mencerminkan sifat berani yang terdapat dalam diri manusia. Maksud dari sifat api di sini, adalah pembentukan dari 4 sifat asal yang terdapat dalam struktur watak manusia (nafsu hak, nafsu hayawaniyah, nafsu syaithoniyah, dan nafsu muthmainnah).
Dari keempat nafsu ini manusia dituntut untuk mengendalikan nafsu-nafsu tersebut menuju sifat yang positif. Seperti, membangun badan kita lewat semangat berdzikir, semangat dalam mencari ilmu, semangat dalam memohon dan semangat dalam menorehkan segala bidang, baik yang bersifat riil maupun bersifat bathiniyah.
Sebab asal usul sifat api yang diciptakan oleh, Alloh SWT, sebagian besar diarahkan ke sifat semangat sebagai pembakaran diri menuju bentuk kesuksesan di kemudian hari.
Hanya saja dalam merilis kehidupan yang lebih mapan, setiap manusia dituntut untuk terus mencari apa yang menjadi keinginan selanjutnya yang lebih tinggi. Sebab dalam pandangan ahli sufi sendiri menilai sifat ini sebagai tingkat pemula dalam pengenalan ilmu Alloh.SWT, menuju derajat yang lebih mulia. Sebab sifat api masih bisa dikalahkan dengan sifat air.
4. Air
Mencerminkan sifat kelembutan yang terdapat dalam diri manusia. Sifat ini menurut ahli sufi disebut dengan istilah “thoriqul qolbi / penataan hati”. Sebab bila seseorang telah mencapai sifat ini, niscaya apapun bentuk ilmu akan bisa diwujudkan secara nyata. Karena sifat air bisa menyatu dimanapun ditempatkan, baik ditanah, bebatuan, pohon, langit, dan lain-lainnya.
Seperti halnya sifat ilmu yang terserap ditubuh manusia karena keluasan akal dan penghayatan bathin yang tinggi. Sifat air ini akan mudah menyerap di berbagai bentuk ilmu yang diinginkan, sehingga tanpa sadar, lambat laun diri kita akan menjadi hamba Alloh SWT, yang mempunyai banyak kelebihan, terutama dalam hal ilmu bathiniyah. Hanya saja sifat air ini harus terus diasah hingga sampai menuju sifat ilmu yang lebih tinggi. Karena sifat air disini masih kalah dengan sifat yang terdapat dari wujud angin.
Sumber: 15Meh
ReadMore... - Asal Usul Kekuatan Tubuh Manusia